Sebelumnya aku minta maaf atas kelancanganku dengan
menyebut dirimu dengan sebutan ‘bidadari’. Aku tak tau harus menyebutmu dengan
sebutan apa karena tak mungkin aku menyebut dirimu dengan namamu, itu tak
mungkin.
Mungkin kamu bertanya-tanya mengapa harus bidadari ? bila
sungguh kamu bertanya seperti itu maka jawaban dariku adalah aku pun tak tau mengapa. Aku rasa bidadari
cocok untuk dirimu yang lemah lembut dengan tutur kata yang sopan. Ya karena
dalam hakikatnya sosok bidadari itu hanya satu dalam satu nyawa dan bagiku kamu
hanya satu dengan segala yang melekat pada dirimu kamu hanya satu tidak ada dua
atau tiga.
Ah sudah gila rasanya aku menganggapmu sebagai bidadari
padahal ku tau kamu hanya menganggap ku sebagai teman saja tidak lebih.
Sudahlah, bagaimana keadaanmu ? kuharap baik-baik saja
seperti diriku ini sekarang. Satu pekan kita tidak akan bertemu tapi ntah
mengapa aku rasa itu waktu yang lama bagiku padahal kita sudah terbiasa tidak
bertemu berminggu-minggu saat kita sedang prakerin ya mungkin karena sudah lama
tak bertemu lalu bertemu sebentar dan harus tidak bertemu lagi yang menimbulkan
rasa ini semakin tercekik oleh rindu.
Pekan depan ulangan apakah kamu sudah belajar atau
bersiap-siap untuk itu ? aku yakin kamu sudah menyiapkannya sejak jauh hari
tidak seperti diriku ini yang malas untuk belajar. Coba saja kau kirimi aku
pesan singkat yang mengingatkan diriku untuk belajar, mungkin aku akan segera
mungkin belajar namun jangankan mengingatkanku untuk belajar menyapaku saja
kamu tak melakukannya.
Sebenarnya aku sangat merindukan pesan singkatmu itu :
canda kita, tawa kita, membicarakan hal-hal yang kita anggap tak penting dan
yang paling terpenting pesan singkatmu yang menyemangatiku. Aku rindu. Namun
aku sadar aku bukan siapa-siapa dirimu dan hal yang paling menyakitkanku aku
tahu siapa yang ada didalam hatimu dan seseorang itu lebih baik dariku. Aku tak
egois mangkanya aku tak memberikan sedikit pun kode kalau aku cembur.
Pesan ku jangan lupa untuk belajar walau ku tahu ada
orang lain yang lebih dahulu yang mengingatkanmu tapi tak apa aku ikhlas tak
meminta balasan apapun.
Dariku,
Inisial S
Inisial S
Wah, untuk bidadari? Semoga kamu bisa mendapatkan bidadari yang kamu inginkan itu, kawan. :3
ReplyDeleteSemoga sang bidadari baca ya :D
ReplyDeleteSurat spesial, curahan isi hati :) Kalau sudah ikhlas, sekarang tinggal mendoakan agar si bidadari bahagia dengan pilihannya dan bersyukur kamu sudah mempunyai teman secantik bidadari. Oh ya salam kenal. Moga bisa saling berkunjung ya teman.
ReplyDeletewww.cerpen-case.blogspot.com